Icon Pekerja Proyek
Orientações para o manuseio seguro
Informações para uso médico
Icon Vet é um inseticida para instalações rurais que oferece ação preventiva e curativa no controle de moscas (Musca domestica), cascudinhos (Alphitobius diaperinus), baratas (Blattella germanica) e outros insetos rasteiros. Trata-se de um pó molhável de longo efeito residual, apresentado em envelope de 25g com 2 sachês hidrossolúveis de 12,5g cada. Um único envelope é capaz de tratar eficientemente áreas de até 100m².
MODO DE USAR:1. Abra o envelope e retire o saquinho hidrossolúvel contendo o pó molhável.2. Faça uma pré-diluição com água com o número de envelopes hidrossolúveis recomendados na posologia.3. Agite vem para acelerar a diluição.4. Complete o pulverizador com o volume de água de acordo com a posologia.5. Não é necessário abrir o saquinho hidrossolúvel, pois ele dissolverá na água.
Composição:Cada 100 g contém:lambdacialotrina ................................................................................10 gexcipiente q.s.p. ................................................................................100 g
Pekerja migran Indonesia (PMI), adalah sebutan bagi setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia. Istilah ini menggantikan istilah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW), yang saat ini sering dikonotasikan dengan pekerja kasar dan pekerja rumah tangga.
Sejak 9 Maret 2007, kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan PMI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BPPMI; sebelumnya disebut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Sebelumnya, seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans.
Meski dapat menerima gaji yang besar dari hasil kerja, namun tidak jarang pekerja migran Indonesia yang terlibat dalam kasus kejahatan, baik sebagai korban maupun pelaku, entah karena pemotongan gaji, perlakuan yang kejam, atau pelecehan dan pemerkosaan dari majikannya. PMI kerap kali tidak tahan akan perlakuan yang diterimanya, bahkan terkadang ada yang berusaha kabur, atau membunuh majikannya. Beberapa kasus yang melibatkan PMI:
Ceriyati adalah seorang PMI di Malaysia yang mencoba kabur dari apartemen majikannya. Ceriyati berusaha turun dari lantai 15 apartemen majikannya karena tidak tahan terhadap siksaan yang dilakukan kepadanya. Dalam usahanya untuk turun Ceriyati menggunakan tali yang dibuatnya sendiri dari rangkaian kain. Usahanya untuk turun kurang berhasil karena dia berhenti pada lantai 6 dan akhirnya harus ditolong petugas Pemadam Kebakaran setempat. Tetapi kisahnya dan juga gambarnya (terjebak di lantai 6 gedung bertingkat) menjadi headline surat kabar Indonesia serta Malaysia, dan segera menyadarkan pemerintah kedua negara adanya pengaturan yang salah dalam pengelolaan PMI.
Ruyati adalah seorang PMI asal Bekasi, Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuh majikannya. Dia berusaha membunuh ibu majikannya yang bernama Khairiyah Hamid yang berusia 64 tahun karena merasa tidak tahan dengan kekejamannya. Pembunuhan itu dilakukan dengan cara membacok kepala korban beberapa kali dengan pisau jagal dan kemudian dilanjutkan dengan menusuk leher korban dengan pisau dapur. Lalu, Ruyati melaporkannya ke KJRI di Jeddah.[2]
Pada 18 Juni 2011, Ruyati tewas dihukum pancung di Arab Saudi akibat perbuatannya itu. Keluarganya tetap meminta jenazah Ruyati untuk dipulangkan dan dimakamkan oleh pihak keluarga. Bahkan, pihak keluarga bertekad akan mengirimkan surat permohonan bantuan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dapat memulangkan jenazah. Sementara itu, suasana di rumah duka terus didatangi para pelayat dari kerabat dan warga sekitar. Mereka prihatin dengan peristiwa yang dialami Ruyati.[3]
Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur, belum bisa memastikan pemulangan jenazah Ruyati ke Tanah Air. Ia mengemukakan itu menjawab pertanyaan anggota dewan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Jakarta, Kamis (23/6). Terkait keyakinan pemulangan jenazah Ruyati, berdasarkan sejarah selama ini korban pemancungan tidak ada yang pernah bisa kembali ke tanah airnya. Meski demikian, pihaknya terus melakukan upaya agar jenazah Ruyati, PMI yang dijatuhi hukuman pancung di Arab Saudi, bisa dikembalikan ke Tanah Air dan diserahkan kepada keluarga.[4]
Seorang PMI asal Subang, Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuh majikannya. Dia terancam hukuman mati karena membunuh. Hukuman ini dapat diperingan dengan membayar diyat atau tebusan senilai Rp4,7 miliar. Rupanya, Darsem belum sepenuhnya bebas dari hukuman secara maksimal meski telah membayar tebusan.
"Uang itu hanya untuk membebaskan Darsem dari hukum pancung," kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur saat melakukan rapat dengan pendapat dengan Komisi I Bidang Luar Negeri di Jakarta, Kamis 23 Juni 2011.
Menurut Gatot, setelah uang tebusan itu dibayarkan, pemerintah Arab Saudi akan menanyakan kepada keluarga korban dan masyarakat. "Apakah terganggu dengan pembunuhan yang dilakukannya," urai Gatot.
Jika keluarga dan masyarakat menyatakan terganggu dengan perbuatan Darsem, maka Darsem terancam hukuman 6 atau 10 tahun penjara. Saat ini Darsem sedang memasuki sidang umum.[5]
Para warga negara Indonesia yang ingin memperoleh pelayanan keimigrasian dimana kebanyakan dari mereka adalah PMI yang bekerja di Malaysia, dibebani tarif pungutan liar. Modusnya adalah terbitnya SK/Surat Keputusan ganda, untuk SK pungutan tinggi ditunjukan sewaktu memungut biaya, sedangkan SK pungutan rendah digunakan sewaktu menyetor uang pungutan kepada negara. Pungli ini berawal dari PPATK yang mencium aliran dana tidak wajar dari para pegawai negeri di Konjen Penang pada Oktober 2005, dikemudian hari terungkap, pungutan serupa juga terjadi di KBRI Kuala Lumpur. Pungli ini menyeret para pejabat ke meja hijau, termasuk mantan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hadi A Wayarabi,Erick Hikmat Setiawan (kepala KJRI Penang) dan M Khusnul Yakin Payapo (Kepala Subbidang Imigrasi Konjen RIPenang).[1] Erick Hikmat Setiawan divonis 20 bulan penjara.[2]
Hampir semua PMI atau buruh migran Indonesia mengalami potongan gaji secara ilegal. Potongan ini disebutkan sebagai biaya penempatan dan "bea jasa" yang diklaim oleh oknum tertentu dari para PMI yang dikirimkannya. Besarnya potongan bervariasi, mulai dari tiga bulan sampai tujuh, bahkan ada yang sampai sembilan bulan gaji. Tidak sedikit PMI yang terpaksa menyerahkan seluruh gajinya dan harus bekerja tanpa gaji selama berbulan-bulan. Praktik ini memunculkan kesan bahwa PMI adalah bentuk perbudakan yang paling aktual di Indonesia.
Find the perfect icons, stickers, interface icons & animated icons to complete any project on Freepik
Prettify codeAdd empty rectangle
KOMPAS.com - Helem proyek adalah salah satu alat yang berfungsi sebagai pelindung keselamatan saat bekerja dalam pelaksanaan konstruksi.
Tujuan tujuannya untuk melindungi kepala apabila terkena jatuhan material, sehingga meminimalisasi dari cedera serius.
Biasanya, helm proyek digunakan oleh para pekerja konstruksi di lapangan dengan jenis warna yang berbeda-beda.
Baca juga: Apa Arti Mimpi Bertemu dengan Seseorang? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol PUPR, warna helm proyek berbeda-beda pada bertujuan untuk menunjukkan identitas pemakainya.
Warna dan penggunaan helm proyek sesuai dengan SE Menteri PUPR No. 11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Lantas, apa saja makna atau arti dari setiap warna helm proyek?
Berikut adalah standar warna helm proyek yang umum digunakan di tanah air beserta artinya:
Helm proyek berwarna kuning digunakan oleh Pekerja pada Unit Kerja Sipil.
Helm proyek berwarna kuning digunakan oleh Pekerja pada Unit Kerja Sipil, yakni para pekerja umum di lapangan atau sub-kontraktor.
Biasanya pekerja yang menggunakan helm dengan warna ini juga harus mengenakan rompi berwarna kuning terang saat sedang di lokasi konstruksi.
Baca juga: Apa Arti Kata Skena yang Ramai di TikTok? Berikut Penjelasan Pakar Bahasa
Helm proyek berwarna biru umumnya digunakan oleh para pekerja pada unit kerja mekanikal elektrikal (ME).
Ini juga biasa digunakan oleh pekerja lapangan yang punya jabatan sebagai supervisor lapangan, operator teknis, atau pengawas sementara di sebuah kawasan proyek.
Operator teknis di sini misalnya adalah teknisi kelistrikan sampai dengan tenaga ahli di bangunan kayu.
Baca juga: Makna Logo dan Maskot Piala Dunia U-17 Indonesia 2023
Helm berwarna hijau digunakan untuk pekerja pada unit kerja lingkungan.
Helm berwarna hijau digunakan untuk pekerja pada unit kerja lingkungan. Mereka adalah pengawas lingkungan atau peneliti lingkungan untuk proyek tengah dibangun.
Jadi, pekerja yang mengenakan helm proyek warna hijau biasanya spesialis tentang keadaan lingkungan proyek maupun di sekitarnya.
Baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Helm proyek berwarna merah digunakan untuk pekerja pada unit K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
Pekerja yang mengenakan helm berwarna merah biasanya menduduki jabatan sebagai pengawas sistem pengamanan di kawasan proyek.
Baca juga: Sejarah Lampu Lalu Lintas, Mengapa Merah Artinya Berhenti?
Helm proyek warna putih digunakan untuk tamu proyek dan tim proyek.
Helm proyek warna putih digunakan untuk tamu proyek dan tim proyek (Pelaksana, Kepala Pelaksana, Kepala Proyek). Ini bisa dibedakan berdasarkan pad strip pada helm tersebut.
Ketentuan strip yang membedakan helm putih bagi tim proyek adalah sebagai berikut:
Sedangkan helm putih untuk tamu proyek adalah, menggunakan helm proyek warna putih polos.
Perkembangan pesat di daerah perkotaan, terutama dalam hal pembangunan taman dan jalan menggunakan beton konvensional,
%PDF-1.7 4 0 obj (Identity) endobj 5 0 obj (Adobe) endobj 8 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 85456 /Length1 372320 /Type /Stream >> stream xœì½ |TÕù?üœsï�¹³ßÙg2“Y2É„d��H†%l‘b‚¤e\ëW0ZEÛRµÖ¥µ®µN– ¶Rµu©T[Vë‚Šk‹RÔº‘yŸsîL,ýW^à“4ÞïÌyîsî9÷ÜsÏ}ÎsžçÜ ø‘ˆ°iüìÉïýSùÉ mú@î–‰ãk&èCÆ'€ø;€0kâŒé³ËìÞß=˜êsMœ=wlÛ+:@2ϸü/SfÏ™°ªx™·ˆ¥†Nž3{ÒÁS–.7 Àþãé³KË\“/ǼԇéM3Æ�<çÐwG�Ãò·`|xÝø©õ3n\þO€9�cþ,ZµpÍ—½zP&c�³>òà#o\t@>€îÌÓל±jÄÏ= Êx SꌅëÖ€¢XÞ]¸�rÆÊóO_¿÷駀úÀê—.^u^“ù.àôz wß»tÉÂÅ«{€ÜÊö¿W8ʽ-ãùKW?ïî@ì¬ïy ÉÔŠ%g�yè™ô›@S�éûV®^´Ð{ËЙ@oÃã‹ ^µð¼5ÞK·ÿÓ#«–¬_(Ü!-Äö8™ï™W-Ù=zñí@4aÍêuëÓÅ°ë{Ë¿æ¬%kîl{ÿC �ƒ æR~nô 7•‰O,°UýSÈÀðÓ·‹ÙòÅ+öýý‹‡�¡€<£žŸ—úÑ�Ó`œ_<ôÅ t¥d`ý [cÿ4ƒ�âO�$\ yq¿Sa#ÙÈÒ-R9P—Âátê�%jÒ‰”A܃һá¼Sy s¦Ž‹`Y‘‚g¤ç;g’rýhÒ–’N§QÈâÒ.v¤àÖeªD+ÕÀù—à;ð5� 0ïëë0ÿýô~ƒË�,.®ƒ¹ÞÀP…¡.»îÛí€o é ¸-Ëë*aUfÛGD€ ©6cÙ›u÷ÃM˜ïVL_„ënËlw'òóÅ·ap†7À7–9¥?Cm†Ë–ä ØÈã ‘¿<“¶Ãx¶äu¼®ÄôêLÚå á[”ÑßýÛºûá�㾟ûa?†(hÐ Aƒ ¾5 ÷¦wÂÿ¤ÀÿN]5hÐ ¡7A ½SÆ €¦75hÐ Aƒ 4hÐ Aƒ 4hÐ Aƒ 4?ˆ¿�ÓAƒ GrhÐ Aƒ†^Cçž#¬{úÄu0_p@µ8&‰à$¾n†ºüZ¾¹‚Fý·ç«¤ßÂréyX$}w¦Àݸ¼U 0Jwñm΂ l)|¨®>R�X~–Æžw×ö¨Ã{p“¸nâû)…ùlI>„›„uP$^�ˇùóX7‰Çå˜/®RóŠÅu«`Š¨`¾×àq)Èð-¶ÕÐð½ò¾þ¼[÷ÿÊN(´6Ö Aƒ†ÿ%ؤ'„€ŽñœèuzÐ!2±®Œf ŒJº³ƒŽ 8¤[‚áîRâ ±B˜ •ÐX ùÃ@—€ èE¤!GJa‡¦á[rB²jø/`ZFƒ 4hè{è_ã“6Úž`�.òß22Ó‡|�ðÇ"”d2U"CJ!Ès "ƒ ؉Ûiì]!è>ÜXMÎ5ôW °>D$A û’Oú»i7|&§A9Ý 0¤�ŒHM`Bj3RX�Z9µ�©6¤v¤_�ìH�à@ê'R7Ò/Á.¤^p#õ!ýüàE>üÈ i�Ó\ A0ý9„9�@.Ò(„‘æAiég�Q¤�‡4Žô_P1¤ iÄ‘sš€Âô§0 -át#-…ÒÁP‚tÒBBZ¥H‡ÂàôAÆép‚´Ê‘Ž€¡éÿƒJNGÂ0¤£8‚áHO‚ ¤£aÒj¨LI‰tŒB:ª�ŽCú'!�ÑH'@uú L„$ÒI0éd‹t §µ0éÉ0éT˜�þ¦q:&"�“�΄Éé�`§³a Ò9P›Þsa*Ò:NO�iHëazúïÐ 3�ÎCºN…™ÈχÙHaÒïpº æ¦ÿMP‡t!œ‚ô4¤Â"h@ºæ!]§"=æ§?€38] �H—ÁwÒïÃrhB~§+a!ÒUp®?!]ÍéXœ~Ö¤gÁH×qº–¦ß…³aÒs`9Òs‘¾çÁ ¤çÃ*¤À™H¿Ëé…°éE°éÅ°6½.á´Ö!½Ö#½ÎN¿ —Ã9H¯àôJ87ý\ç!Ý ç#Ý ½¾›~ZàB¤×ÀE¸æZ¤oÂ÷àb¤×Á%H¯‡K‘nBºn€Ë�Þ—#ý>\‘~~ÀéáJ¤›aÒÁFL½ ép3\�ôhI¿?†k�Þ ×"ý §·ÁuHo‡ë‘Þ›�Þ‰ô5ø)Ü€ôgp#Ò»àûH?H¿ wÃÓ…{`3Ò{áGHïãô~¸ ép3Ò_À�‘>Èé/áV¤ÁO�¦à6¤H_�6¸i;Ü�tü4ý2l…Ÿ¥ÿÛ8Ýw!퀟#Ýw#ÝÉé.¸éÃp_ú%øÜ�ôל> Ý ¿@úxé£ðK¤�ÁCéáqH!ý-´¦ÿ¿ãô hCú$´§_€§`Ò§a+ÒßÃ6¤ÏÀv¤{ é`Òg9}v"ý#<ŒôOð«ôóð<Ò?Áðk¤†G�¾»Ó„—8ý<Šôexé+ð8Ò¿rú*üékð;¤¯Ãéçà N÷ÂSégáMxé[ð{¤osºžAúìAú.üé{ð\úð>§À‘~Jï�¿ÁóHÿÎé~xéGðbúø^Bz€ÓÀ_�~/#ý?xéANÿ ¯¦ŸÂkHÿ¯#ýéÓð9¼�ôØ‹ôKxéWœ‚·ÓOA'ìCš†w�j:ýÄëôü�ëô¿}c�þÁÐéü›Nÿ?èô÷þM§¿û tú¾.�~Öa:ýíÿ Óßæ:ýíÓéoq�þV�þ×éoq�þV�þæ¿éô½\§ïå:}ïÿ N¹—túšN×tºf§k:ýêô}šN×túQéô'û�NÔ¸`¿Õä‘AØg+ (Ÿ©…wÍ]38zÀ!€Jz�¬—u ×ëô=îÓÖ±»Q�R�(¿/EÌlß[à‡")EEÐð-ýæYõ áx�˜< Aƒ 4ô=ô¯Ñž‚†¾�˜õ¦º9Y–-²¨Çˆ¤ºX¢@uì‘”BAÒI²ž±:�þؼ(z"óµ2ÞÖ sº4oNC?…Ùgø÷¹=Bªº;·�ý�¬72pÙc,C–o!€Žo ¢¾w‡:^omnFÿã(Œ–oå["N¨Ù4hÐ AC߃67£áD@/u½BÊúUèDY ’Œ�êbI‚ :Q2’^gÐËz~üØ„R››Ñ á–#ö!�¯Þl‚±î¹™nÉ7 A@¥a2 ¨[ôCw)Ýs3zmnFCŸÆQŒWÚÜÌñµä€ 4hÐÐ÷пFûÞuË5t£{F¦çÜŒÑf”_Ÿ›‘ùÜŒN¯3Ȍճšc�67£AÃÿ*l!S×ÜŒ:¡!‰ìŽ;Yªº%ßÄþ‚Þ(›Œf#˜Œl†¦2»K�©67Ã6–äÞêø¡HGJ‘$ 4|‹qã•4/P[4hÐ Aƒ†¾ô'hs3}².ëMus&“ÉnÒ1¢W],�(`‚AF›ST/€³‡dñyQ½;q!1_+ãm�0§Kóæ4ôS(3››é~¹››1 Ô¡ª»s›Ù_�M‹ÉlBÝb0™ºKa<±-D��‘Õæf4ôQhs3½ªD@ƒ 4hè{è_£½67ÓW`Ðe½©nÎl6;Í:Fäì܌ȞL0°¹½Ao62Ö �mÂP››Ñ áö<ö¡s3’Nê17Ó-ù|nF2|ƒ¹¶±NîÝ˼ÞG|�–öío9Žb¼2�†ãjÏ 4hÐ ¡ïA››Ñp"À_ÿ`8œ3›-.ËçfL ê�²Ùhbs3†ÿé¹™îOÊÀ‰û2ŒæÍiè§pÆln¦ûå2lnÆ„PÓî¹+€ tF‹Éf±YÀj1[,Ý¥Ù]zL€A#²:cïuº.òo)ÚÜÌ·G1^™AÃñuÆAƒ 4hè{è_Wb´÷pô˜ôÆŒ7dÒgý*«Õê±êÍ1¨.–^1ÁlbÀe“Ájf,}ı wo*Ñæf4høÿw±Â>Ý=7Ã>ÛfF¨Ži·äÛ 0§Éj¶[+جfk�¹ÌkbŠF£ì¾½©w‡:õµèGJÑëµ/#«qF‹4/îbÐ Aƒ úúוmn¦¯À,ggdÌrÖ¯²ÙŸ"[1bTçOdI‹¬ ÌF›ÅjƘÉrlBÙ»s3ÝŸ”9�AÓ¼9 ý¾Áö‰¥î˜Ø«Á-Õ1í–|;€tfÅâ´;°+V»»Ìkµ0µfrV�™’éEð¹™#¾ñ†½©X÷G1^Ù@Ãñ‚à4hÐ ACßC¯¬ÇÚ{8ú ,†¬7ÕÍÙíŽ Ã `Ĭ^þ6è$L°YØp£Õd·)Œ™mÇvy°wo*éþ¤Ì üšæÍiè§w±O,ñ[ç¸:g¯·!TÇ´[ò] n�-›×鶃ˡ8íÝ¥ØØL0{æ ¬:¶5¬½ëØr¥tÄg5 †þõ>~ G‰£¯ì áxA 4hÐ ¡ïA�þmn¦¯Àf´e¼!ä2~•Óå »ŒŒXÔËßF½ì6p€Îl³¸ì(6«rl^TïÎÍt¿¶ô~Móæ4ôSäŽôtÍͨ7›ePêPÕ=7ãð‚ÞæT¼n¯ÜN§ÛÙ] æå[èÁªg[ƒÑÖ»Cï±G|VÓhÔ¾¾óÆQŒWNÐp¼ æŽ 4hÐ ¡ï¡]‰ÑÞÃÑW ˜”Œ7„\Ưr»=y“#VunƤ×c‚CA›SoQ¬n‡SÁ˜Íql^Tï>ðc4»^;zÂœ.Í›ÓÐOIúØ'–øã�êÍ&&8àà±®Œ^ ?·#àõ»ÁëvzÝÝ¥ØÙ]zHõ èÁ�¬IQ·ï-ðzñ�7&“öõ�o5Žb¼r�†ã1’ 4hÐ ¡ï¡]‰Ñæfú fîq.ëWy½¾ŸÙ�E½üm–õ˜àr°‡¬›×åv€Ó¡8�Í‹êÝ~º?)s_´ysú)¢cýln¦ûÅ¿ÿinÆ�»ÇðåxÀçqû<Ý¥ æqØq‹ÌÜŒLvmnFCŸÄQÌ͸AÃñ‚4hÐ ACßCÿº£½#µ¯ÀaÉzSÝœÏç�ûÍžÿ07ã´ùØÜŒËawis3ÿm' AC¿DÁ” �=^üË>ÛæF¨Ži÷c€\08ýîp ׿7àï.…½ŒÆ…[èÁ©g[ƒÙÑ»Ž-Ÿ›9â;ÎÙ'¨4|‹qã•4/HS@ƒ 4hè{ð@‚67ÓWය\êÄŸÛšõ«�`"hõaÄ¡^þ¶ôìn´9 ŠÛðú\àq9½Ç6aØ»/céþÜï üšæÍiè§(žÁ>ÔãÅ¿f«¼öSOÉDÁìzc¡hBÁœP°»/»K©ÜF¶5X]êö½^ï#¾xßjí_ïã×p”8Šñ* Ž¤â9 Aƒ 4ô=ø¡?Aû~M_�WñzTo¹Œ_ ‡‡„• FÜê�ŠÉˆ 9^´9�Ÿ+”ð‚ßëÎ96/ªw_Æbe¾VÆÛ:aN—æÍiè§4?‹ú‚*îµZlÈA@�ueŒäƒÙÎ)ˆæ‡!FÃÝ¥`^¾…¼F¶5ؼêö½>7sÄwœ³¯Hiøã(Æ«\Ðp¼ 44hÐ Aƒ†¾‡þu%Fû~M_AŽÃïW'þrY¿*Í–gaÄ«^þ¶›�˜Ì�˜\9îh0ä‡ ß<¶ ÃÞ}à§ûs¿pâ¾Ú«ysú)ÊÇÁjU‚ä^«Õn… øm1ݳ’ù …`õGƒEù…QÈ�†ó£Ý¥`^¾…üf¶5Øý„^¯÷_¼o·k_FþVã(æf" áxAW¶4hÐ Aƒ†¾‡ô'h߯é+:uâ/èÌúUùù#œQŒøÕËßN‹ÂA´9Íž 7?a'øCÇæEõî?v{ö%È'ð#hš7§¡ŸbøÊ"°ÙÔwÔsunsØ „P‡ªîYÉB€b°òC%…ÅùP˜-Ìï.óò-,°@.²Ž@ïÞtÀë}Ä÷h±×køã(®%ä�†ãýð• Aƒ 4ô=ô¯+1Ú;Rû BîÜ\Õ ¹³~Uaá€ê®Fêåo—ÕÂÞ‚X¼aa4ÂX zl†èMtRNÜ—a4oNC?ÅÈõAQÔTqu®8ˆ Ô¡ªûóúÅ %`Ë-Œ”—Bqa~qaw)˜—oa��…m ÎÜÞêøÜÌ?Šètö¯o%j8Jŵ„Ðp¼ ¹4hÐ Aƒ†¾‡þu%F{Gj_AÄCXå²~Uqqb\ÂÇH®zùÛc³`B~âìá„@q~<±Hnìؼ¨Þ}‹“ùZoë„9]š7§¡ŸbÜUe؇Ô/ÒðYV§Ç Õ1í–üÁ CÁ™WRP1xh .)\Ò] æå[Ø ÏƶO^ï:¶|6õˆ/Þ÷xú×ûø5%Žb¼J€†ãyÜU Aƒ 4ô=€þ„Þ½eBC7 ròó!_å²~Õà!eÓÊü1UÊñÛm˜PT€6§’.J`,¯èؼ(zæke¼ætiÞœ†~ŠÚÍ#ÀíV‡ä^«Ûï†b»Qz|{8ÀHpÇËŠO>²†—•/ë.¥˜Í#µCÜζ\ݾ·Àë}Ä÷hùýýë}üŽG1^ džÚÍ Aƒ 4ô=”@‚öŽÔ¾‚âÜÔ‰¿âܬ_5¼bÄ)#‚C0R ^þ:í˜0¨†€#’ˆ 4¤ÅÓ®{÷�¿?ûäø4Í›ÓÐO1ûîÑìó×üqHîµzƒ^„€A<Ö•± `x‹+ÕT�©€ªŠ¡UÝ¥`^¾…¶5‹Õí{¼ÞG|�{S±†o1ŽâåaÃ@Ãñ‚qöÝ Aƒ 4ô=�þí©}ƒ"%Õ‰¿A‘¬_UU5ºit¸#Eêåï°Û� åƒ`8¸òK«Ê‡‚²AÅeÇæE¹ 7ÑýI8q_†Ñ¼9 ýó;jØç¯ù7—ø,kN8ÊPÎc]ÇL‚œA'•×Ž�tŒ=©rìIÝ¥`^Üb(ê‚RÛƒÔí{üð‘RÂá0høã(PŽÌó;@ƒ 4hè{¨€þí©}å±²!À2(ÏÏúUcÇÕ¬¨‰Uad�zù;æuaˆr¨Ï€¡‰±•Uå+ql^Tï>ðg_´ó|±ã²Ð ¡_bñ“µìó×üqHîµ£A�€<Ö•qÀ4–�1{Ò´q0iÜèIãºKÁ¼¸Eê‚2Û¢eêö½þŒVôH)Ñh4|‹áþæY“ áxÁ²øIÐ Aƒ úúו˜Þ½eBC7Fćc¯„@®0ëWMš\»¾6>#eêC9q¿Nª€1àKT–N=¦cå'Û„¡zQæke¼ætiÞœ†þ!‚@X”Är´DÂsJâOö1¦<(vCÌ0 ãa"Ì€:XKàX+a ¬ƒ³áxÚaB_Ö%#†HidMäì‚gÒé®Âà®&Ã,,a1/aœ geJh;R é·¿ÑoQzŒ†áé»:ÉW©¿ýáo÷îÿô£)ݱ�è «B)6Ò×3°¦d�•ù ¹b§ËíQ•d÷WÅùÉ–*<¤›sxňÊî2ÆLœSàd˜6fΚ së N „ožõÏŒ¼¢òšT| ÉS¯\¿î¬µkVŸ¹jåŠåË–žqú’ÓëO©›;gú´1ÉêÑ'U�Y9¢bØÐò²!ƒK•L (ŒäÇò¢‘p(7Èñû¼·Ëé°+6«Ål2d½NJ``MlBS$oJ‰ñؤI%,[ˆ+öXÑ”Šàª ‡çIEšx¶Èá9“˜óô¯åLª9“]9‰©‚ª’�‘šX$µg|,ÒAæͬGþ{ãc ‘Ô~ÎOåü&Î[��FqƒH�oéøHŠ4EjRÎYÚRÓ4‹k5ÇÅÆ-1–„V£ Yr)olM+ñŽ&œ¡Þš‘dV*•_“òÇƳ¤„‚š…‹S3fÖ׌D£ %SdÜ¢Øi)ˆ�MÙ<Œã»IéÆ¥ô|7‘eìhàšHëÀÝ-×v(pZS¼8¶xáüú”°°�íÞÀýŽOy/ØçëŽbáŽqõz¦„–ß²‹¶´lˆ¤î˜Yß35ÊhC–�ÛÒ‚ M-p××b#ÖÎŽàÞè• õ)r%î2ÂŽ„•z|Kb5lMÓòHÊ[Ú²¼ OMNK f�mËÉIîHï…œšHËœúX4Uˆ5,luAˬóÛýɈÿð”’�Š]mØV«-Ø-=™%]iœãÙW;««e «Ql2 D*²(‚5©�á1�`dÉhY4"À®hÁR‹ñŒ,KÆ5µ(#Ùz¶}J*Pb‘–J@lÿß_³0³FW üËä¤KÔ0=˧‰Tq1ý8<§XÇÑ<>¬dà94[£Dp�Í3°m6Œ,Åæ�FÙ ¾¦# §a$Õ<³^�Gà´@$K )ÚÄRvgSÜsYJs6¥kó¦Jò®Ü)9Þõ·)gÍÒ‘)âù$/QÓkgÇjgΫ�Ô´4eÚ¶vÎa15}DWZ†K9ÇÕšáh@à©(”ó»2³H½9%à_Ç…zq‡^F©äkHdBJiš¤Òc4ú 7êH`[ñE÷f™j¦F&��:,~XõÌ-VXŒÓÚ9óZZŒ‡¥¡¨©;œœY ÄÃœúhd\ æbÏ,ÀGz÷©$6Ù8–åO]•‰–1�áL:KN@E×Ò2!™ÐÒÔ²°#Ý|Z,¢ÄZvÐGé£-kjš²‚Ó‘ÞyM 5áÚl«¥ddÉÀKiiYÜ Bî&h%œ©wMCjz¢!–:-‹Æê—à±´ŽstNÓ8ä(Œm�‘�3[“dãìyõ;p€ŒlœSßF ×4¶¡5ÓêwDp¨àk)[ËV²H„E –`Ó´Q™çìH4óT‘¯àñEø:9»ŽÀ¢ª®SÔÅùŽ’h—,êÕ”d6·ˆëdu]³š{@&·Œ) KÙ ”Y~,QE+FæÔ'�É‘ÉQÉÑ´šb‹°Um¸f'æE }4©&�V,s_ÝAš[G%;xI³29›1'[×ܵkβõ(÷§øÜî#˜;¯¾}4`ùœbŽ±LÓb%zö!®˜˜œŸ’¨7Ó–ÚÙ(�,Ñ8"`ì‘a¦H,µ v^”]ª.v~WÆRÔÖ˜©&ZZ"ø‹a«,ª«W)K"ƒXRCªù´lÞ@e¢;jÆM¹\µ™éÚÛw³{;÷Ƙ–ìîR‹Ž¸7¬}ŠœÊ(ÿóê·‡˜º¥Õ�¶Ìo™‡òMå²gê�Qk°�—€5¹‰×„ðÁiÚ§³¾aJÕdlJ+�–àK—-Sb5‹18èÓ�,n`¹b¬Ó0Áÿ�™H�Ll á…·(£²1’‰©Ý·%uÆáÑ¥]Ñ , �R0HUx,¼ËFSË©• ‰®,Ù1·`ßÉ:øH¾ñDšpØ™˜j^´«ˆãÍäE1\1WDêOS[� Ô-ÌrZ´7cœÙSêÌÄaE¢N ¨¢° v8©æ‘¦†Hê2;II¸ŒœŽæSl!Ó3Ôã™�Ê[fã¶ÀN[ ¥G}vúÂ%1¦\SLÞÕÖgu±v0»>�––ÊV±`fÆâã)]|2[àM"¶p ³ìNg†ÝÕäÀêòÖa¥jbÑÌBx[bÃaG;�‘E-ÌnllJ`KØ[-‘Êìð�¨«Äø¢º&Ôk%2!ÂOõ ư&³X¤f4°Œ¸=ÿÇS«�ú‚î5ü¿:¡f–y©ÜˆHÍÈfÑó?2k)ê�‰ìàɬy|\ÀÅO*˜ŒÍ›D© °±ÍÉêö“Ù¦�ì S7Ã5 Ù å½µ€lœÑSÎO9jg�À†-i�så“0�ýhzea!!C.‹Ût¹áa@{Ü~îa¡öb BQ["7¼C(rÛF…“B¬Ýá.³�)"¨‚K9� ]�á!�`a�Âõ ÒK04cxÃ#žÃ€Ž$R–Á°Ãíö²!W¶EÂʘBÁ�Ûúñl‚>Æ�Æ `=½¸W/LÇ° ÃõnÇ ãùØšÕ.Áð†<%)xÛn,Ǻ{Û®á‹öå+Ëxt¡�ßÈ£í§4¨Ë©3ÕåøÉj¶‘j¶!CÕՃƪËÂ�êÒQPÖÌ–FKÙî1ÁƒéÁŠ¯AJèã`#Âp‡à†*è2k’‚£=?^vû#‚D A¯/œÞ-�6‹½lŒ‘¦éÇà€0ýˆîWSèþv«½ìö1Sè[ð†G0ô-ü½Iß„Kè^ÖæH«1ÜŽáÏbøƒŽîÅßø{�¾6ú”b¨Æ° ÃíÁð1=} ©B_å!¯ò2_Åœ¯¥¯"Uè_ñ°þŠÔF_Aîú Víù¶ŠÊ²œI”f˜pA†ñ2ŒÃSÖAÿÔöyJTÏ4JÔ.!}Ór!¯`ŠŸ¯jY¸ƒ¾ÝI„ï3˜¾ )l¶áÜóÁ0C†5tȽˆÜ‹ÐŒa†;0¤0 ”!U0DèÓžÁð"Æ�Ä0ƒLŸkÃÝtÐgÛâcÃc<ôô ðb‹ï¡Oòå3ôw|ù{ú[¾| —!\>M× Ã¦n£àRÁe)¦Kô7íùŽpzŒ�>‚mFZŠ¡Ãt0\�AG¡ym‹Ã,d<-ælƒøònø©Éåád| `„‘øÈ“�Cr{äö8MÆ7ߌQFâ×݈#ñ+®EŽ‘ø—"ÇH|å9È1_¼9Fâó ÇH|úä�tÐÛ¶ç†+¦¯ ‘16z.¶Ò¹ØJçb+�"=—ýàs‘ÕíÇmÅÅØb·$EÅáf´m&ͳHóOIóÒ|1i¾”4W‘æï�æi’æiN’æ]d6E3In9,Z™ô‘æ§Ióƒ¤yiŽ“æÒœOš#¤"ÙA£m“Ëù¢†/ÚÇ°N‡Ë“F£ö±Ñ(¶he>Š:á¤ÏbHóX3EòÔÌþ[æµW«ñA#ËVc÷y7|OÃcðOÐc(F�a!�a6¤Õ`Ø�áci:Ì�‡¿žSÒRÕ`¸ÃÇt¼:c °:SŇxÅX¥K3ŸŽA¤�á/QMæ*A%¡L®[ˆL¥C´ø·»vÙÞA,Ûþeùì_0Œ1ÐëèõLuÓM™åõmŸ£ê&7µÅw…ǸÉ� $¢ä‘Jˆ“\Ž€u<>‚2[… } —emÁ:ÜÌÖÞI¬l«máσûÂ;(²ïw…_Štˆ¤-üg\óÀ¶ðÁ«ÃO•vȸæáxÁÅÎϺ#8"üàÓ<류pK[øb¶Ø¾(81¼"È–¨ ßY‡±¤-<+>/< Ë<-œ\‡enW¿®Rs cÛlÆ*$T¶+[ä;�…pÍ–ð°¹s+:ÈÒä@ýf}½~º~¸¾L?PÕ‡õ¹ú€Þ%;dE¶ÊfÙ(˲Ne*ƒìêHïM&Ød¥K§°…NdTä¼BeóšLõ™ÂH9…ZZ;{,©Mí^µ§ERŸÎŽu#:~Rl,Á‘jçŒM�HÔvèÓ³R‰Ú”~Æ©õ„\×€kSt#º.sê;Hšº2À¦Xv !ö+¿`ËW~¯¡|žsª}ÕŽÑöÊ ã�@š24Ñ ßa|îØÔæÚÙõmÃî¿?wlCªŒóé4òµ©ï³©˜är füò¶h¨ß!Œ&ŸÔÌbë…Ñãj;HÏò̇¢óžOÆQšåƒˆRóÝ¢æ+Àí1_>[`>ƒ x¾ƒ�ç Ë׺.¿f|k~>Ïã�À:žg�7Ò3ÏÓ˜§ €çñ4ÃÓ<ÏÓžf–'5šg 1K(ȳ�ò,A’óÔug)Íd¹º+ËÕ|OéÎTóXöfóXöbžÄ7Å’±‰iÕ°h>›ÆjŠÕ,ÁДºæœ¥>f‘GZ5dæ·âM§-ZÊ–h“6Ä–ŒO-Š��´Žš„äù,yTl|+̯™Sß:?¹d|ۨ䨚ØÂñ íg8l_WwíkèŒ#6ƒ6”íkbÅ’+XòD¶¯ ¶¯ ¶¯‰É‰|_ÀE}F}«cÆÍW—íÔdD±mB;~¬GY3šËð¨¨ïâÀN4]îS¢!eŽ�MY0°¤’1%cXv-–des•™$ßÅ£¢��äÞL’‚«í±±�Xöº³ÁW³l¼ú_‡ÀUëÏf ®ÒĺÿL«I%Ž_· 6U<»6U�Îo«^�k›Ø!¥Ff×™L5éÝêÊA¸r$[)]Ùº*¶Î`Èdü÷óvf9Žõ‚fº«�$Cd=¬kR¡Ú95œ̤ÐN4¬ØX±®pI�uÙ22ÕN$@�;ælXv†Ë´ÅúÌRÝ7Y—m’.°ÆJtµØz^,oÎÄüú1Va¸P cÐvŒË\–ಗeBiÒ´"l�+Â&ãø°^7>œ-µ!ÒNðcÈ‘î¿g×rÒïaxŸ-;—¥ßgélI?DÙ‘ ÷ƒd<�À£ä nõì€-À¬ªñp+\?€ 8RÎÃ5WÃ,üI¸þÄŸÞ¥p'Ž•wÂÌ{ \;ÁC|éà¸Rx·º,�‡3VÃ÷ÈÉé³a>¼!^p2œ kHsº>}]úÆô]ðsØ!<™>&È�EøÛ“þHúKúUl€ùðC¸Þ 7¶B÷ÒŒ9gÁ-B£HÒg¤¿ÀDá\¬ƒSaÙMXúx�øÈ…Â8,ågéTúqÌ„FX ·ÀN2ŒL¤Qi~zjzxpça©7ClÃ_ü ^!fé@ú®ôðÃ@˜ŒÇ³þ@v�‡.í¬Æ“°•Š SVïá xŽÄÈoèjÉ,•IIé‚ôà‚!0k{nù.ù½—¿'¤Ç‚ÛåÖÚð[x“ä�R2�ÔÑ"ºšÞ&œ2îqþÃ2lï›°ô×Q·Q3}Vø™ø€ø¥.·soÚŠg$?†ŸÀoˆ�4BÖ‘ËÈ‹äm:Ž. ?¦o ?ïÿ¤_ˆGýX߃à_ÄAF�™äT²”\H6�ÈÍdyŽ¼OÇÐ9týXX*¬~%ŽÅßlq�x¹t•t�îýÎúÎÇ;ÿØù¯tYú*˜‰òp)Öþ‡pÙx^Æß𑈉Xñ!Q2—|“ï‘Ÿ’{É}dîå9òù ¶’/)ÛTGhK1‹*FÏB£õôVú,þž£§Ÿ^!�ÝaB•Ð ¬ÆZm6áo«ð¦˜#>+¦±�ˤÍÒíÒ½ÒÒ£Ò�YÏ|õ³CŇ^ï„Î��›;Û:·¤ß7žCƒÐ‡«ÂÚ/Äßr<ß›Qâ‚ç‰Û.‡“Ñädl™d9YKÎÖ¼‚ÜB~ÎëþKò0¶ÒKäc¬³…y�Ñat,�Ž¿ïÐ%t-Úv7Ò-ôEú… L‚MpÅÂD¡QX"¬Î6)áá5á-áSá+ü¥E£óĸ˜'ŠÄ³ÅÛÄ÷Ä÷¤ùÒï¥wtFÝ*ÝUºÝ?ÐDŸ¡Ÿ©oÔ_¯ß¦AnBé|¶Âöž×ôÈ^áR¡FØ ×ÑrÑ�^ÑPžÀba*EI¥÷’�ô"²…æKçéFÑQdãØÖ¿£·ÓOé(a*©%³a9ͼ'IçïÇE•øìÆcû–|žÎL.¦ëÌІW%îó·Â`1!ü^Þ zñNø«h$^²ŸÞ#Ì@)ø•8Zª‡¨p+üRXK.‚´Àø¥|-Êñ4r?ê…9¤Œ|&¤Ñ!ž†RT!¼ —à úØ�ýx#üˆ,Ï€ë œ\ïÁÝØ+Š¤3uÅ:7yŠ.[¨“l*Þ‡GWIò‰ ¹à Ò(Ü¢û˜¾gó¢^~�µ–þR˜*�f‘¥Ø.‚«`múR8_ªÿDÎ �ÔA�¸µÛ…B™Åå%¨Uæ£NÛ†½{'ê�1ÂT\ãCÉ9åb.jˆ[ðwê %höñSP‹ý¶èæÐ8C²Ô: âï;gÁ¼ôÝpsú83}#” >Ø�¾K¼Þ�ëá^reçwa z§/cß>Yš@Ÿ•&¤Kh}™Î¦›?¿ØÚÄâï—-í‚ñ%˜ ÕékÓFé€öf8 ß}x”á& »¡¼smMOÖàñ¾3Ó÷¤ÃÄKÓ+a:×K°PŸÀsœ"Âãý.,¡³Òë…%�Ë°®ÇVHbk��úçjq
O inseticida para jardinagem amadora em sachês hidrossolúveis.
ICON GARDEN é a solução para as plantas em vasos ou em jardins, sendo o seu uso recomendado para diversas pragas, como cochonilhas, pulgões, besouros, lagartas das palmeiras, baratas, saúvas, moscas e demais pragas que infestam jardins.
Especificações Técnicas
Nome comercial: ICON GARDENNome comum: LambdacialotrinaClasse: Inseticida PiretróideRegistro no Ministério da Sáude: 3.0119.6639.001-8Formulação: pó molhávelComposição química: alfa-ciano-3-fenoxibenzil-3-(-2-cloro-3,3.3-trifluroprop-1 enil) -2,2- dimetil-ciclopropano carboxilatoProporção: 100 gramas de ingrediente ativo por quilo (10%)Solubilidade: miscível em águaEstado físico do produto: sólido (pó) de cor creme pálidoCaracterísticas físicas: é fotoestável, não apresenta odor, não mancha e não é corrosivoModo de ação: por contato e ingestãoCompatibilidade: compatível com a maioria dos inseticidas
ICON GARDEN é apresentado para uso em dose única na forma de sachês hidrossolúveis (não sendo necessário rasgá-los). Cada sachê contém 5,0 g do produto, quantidade exata para diluir em 1 litro de água. Recomenda-se a utilização de toda a solução inseticida imediatamente após a sua preparação em pulverizadores manuais do tipo gatilho, ou de pressão acumulada. Na aplicação, deve-se dirigir o jato inseticida sobre as pragas e os locais onde elas se alojam, escondem e transitam.
Não possui nenhum efeito no aparelho reprodutor, não sendo teratogênica. O composto é excretado rapidamente, não se acumulando no organismo.